Tuesday, November 17, 2009

MAKNA BERQURBAN

Kata qurban berasal dari qoroba yang artinya mendekatkan diri kepada Allah. Secara bahasa maknanya lebih berdimensi personal dan sangat pribadi sekali, yang uraiannya sudah terpositng dalam artikel sebelumnya “Mutiara Qurban”.

Ibadah qurban bermula dari perintah Allah kepada Nabi Ibrahim agar menyembelih putranya tercinta Nabi Ismail as. Sejarah qurban terdokumentasi jelas dalam Al-qur’an surat Ash-Shaaffaat ayat 100 sampai dengan ayat 107. Klimaksnya kisah ini adalah “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”. [Ash-Shaaffaat [107]. Peristiwa diatas menjadi dasar disyariatkannya qurban dilakukan pada hari Raya Haji dan hari-hari tasriq. Selanjutnya amalan shaleh ini dilanjutkan oleh nabi-nabi berikutnya dan nabi Muhammad saw [khotamul anbiya], hingga sampailah syariatnya kepada ummat kini dan seterusnya. InsyaAllah.

Qurban dalam istilah fikih dikenal degan istilah Udhiyyah yang artinya hewan (qurban) yang disembelih pada waktu dhuha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dalam hadist riwayat Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi dari Zaid bin Arqam, suatu hari Rasulullah ditanyai "untuk apa sembelihan ini?" beliau menjawab: "Ini sunnah ayah kalian nabi Ibrahim a.s." lalu sahabat bertanya: "Apa manfaatnya bagi kami?" beliau menjawab: "Setiap rambut qurban itu membawa kebaikan" sahabat bertanya: "Apakah kulitnya?" beliau menjawab: "Setiap rambut dari kulit itu menjadi kebaikan".

Sedangkan berqurban secara maknawi terkadung dalam al-qur'an surat Al-Hajj ayat 34-37 mencakup makna syariat, ma’rifat dan hakikat.

[34] “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)”.

[35] “(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezkikan kepada mereka”

[36] “Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi'ar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah sebahagiannya dan beri makanlah orang yang rela dengan apa yang ada padanya (yang tidak meminta-minta) dan orang yang meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan untua-unta itu kepada kamu, mudah-mudahan kamu bersyukur”.

[37] “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik” [Al-Hajj : 37].

No comments:

Post a Comment

Alifia Ikutan Nari katanya